Thursday 28 February 2013

Uwais Al Qarni

Kisah Uwais Al Qarni sungguh mengharukan.
Kecintaannya yang sangat besar kepada nabi Muhammad SAW dan kepatuhannya kepada sang Ibunda membuat Ia terkenal di penduduk langit tetapi tak dikenal di bumi.

Ia lahir ditengah keluarga miskin. Ia bekerja sebagai pengembala. Dari kecil ia sering di ejek oleh teman-temannya karena perawakannya yang berbeda. Tapi ia tidak membalas ejekan tersebut. Yang ia tahu, Ia ingin selalu berbuat baik kepada lingkungannya. Jika ia melihat tetangganya kelaparan, ia tak segan-segan memberi tetangganya sepotong roti walaupun dengan berbuat itu, ia tidak bisa makan.

Uwais mempunyai ibu yang sudah renta dan sakit-sakitan. Uwais begitu taat dan sayang kepada Ibunya. Ia selalu mencukupi kebutuhan Ibunya. Ia mempunyai bahu yang lapang, dan selalu ia gunakan untuk menggendong ibunya karena ibunya sudah tidak bisa lagi berjalan.

Kecintaan Uwais kepada Rasulullah SAW sangatlah besar walaupun ia belum pernah bertemu Rasul. Ia langsung beriman dan menjadi muslim ketika ia mendengar ada seorang Nabi di Mekkah. Suatu saat kerinduannya kepada Nabi sudah tak terbendung, ia ingin segera menatap wajah Nabi, ingin bertemu Nabi Muhammad SAW. Tapi disatu pihak, ia berat untuk meninggalkan ibunya sendiri yang sedang sakit-sakitan. Akhirnya ia hanya termenung dan menahan rindunya pada Rasulullah SAW.

Ibu Uwais yang melihat hal tersebut tak kuasa menahan anaknya di rumah. Ia pun mengizinkan anaknya pergi ke Madinah untuk bertemu Rasulullah SAW. Setelah meminta doa dan restu ibunya, Uwais berangkat ke Madinah. Ia berjalan ratusan kilometer jaraknya dari Yaman ke Madinah. Tak peduli cuaca panas dan dingin, semua tak menjadi penghalang baginya untuk bertemu Rasulullah. Itu semua karena kecintaannya yang sangat besar kepada Nabi Muhammad SAW.

Namun, ketika Uwais sampai di rumah Rasul, ia hanya mendapati Aisyah, karena saat itu Rasulullah sedang pergi berperang. Ia bingung, menunggu Rasul pulang dari berperang atau kembali ke rumahnya karena Ibunya yang sakit-sakitan tidak bisa ditinggal dalam waktu lama. Baktinya kepada Ibunda yang ia cintai membuatnya memutuskan untuk kembali pulang ke rumah. Uwais akhirnya hanya menitipkan salamnya untuk Nabi Muhammad SAW kepada Aisyah. Uwais pun pulang. Tidak lama setelah ia pulang dan bersama ibundanya tercinta, akhirnya Ibunda Uwais meninggal dunia akibat sakitnya yang parah. Uwais bersabar atas semua yang ia alami.

Setelah Rasul pulang dari perang, Aisyah RA menyampaikan salam dari Uwais. Rasulullah pun langsung menceritakan tentang Uwais kepada para sahabat, Uwais adalah manusia yang terkenal di penduduk langit tetapi tidak dikenal dipenduduk bumi. Barangsiapa bertemu dengannya, mintalah didoakan agar diampuni Allah SWT.


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bercerita mengenai Uwais al-Qarni tanpa pernah melihatnya. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dia seorang penduduk Yaman, daerah Qarn, dan dari kabilah Murad. Ayahnya telah meninggal. Dia hidup bersama ibunya dan dia berbakti kepadanya. Dia pernah terkena penyakit kusta. Dia berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, lalu dia diberi kesembuhan, tetapi masih ada bekas sebesar dirham di kedua lengannya. Sungguh, dia adalah pemimpin para tabi’in.” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu, “Jika kamu bisa meminta kepadanya untuk memohonkan ampun (kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala) untukmu, maka lakukanlah!”
Setelah Rasul meninggal. Abu Bakar dan Umar bin khotob pergi mencari Uwais Al Qorni ke negeri Yaman. Ia temukan Uwais sangatlah miskin. Kemudian Umar dan Abu Bakar memberikan uang untuk biaya hidup Uwais dan kemudian meminta didoakan Uwais.
Uwais, sosok mulia yang terkenal di langit tetapi terasing di bumi. Sampai akhir hayatnya pun ia tetap terasing, dan tidak diketahui jasadnya berada dimana. Ridho Allah pada Uwais Al Qorni, dan semoga kita bisa meneladani perangai beliau yang luhur. aamiin



Monday 25 February 2013

Inilah rasanya

Sekarang aku mengerti mengapa di film "wanita berkalung sorban", Revalina (tokoh utama, lupa nama tokohnya di film tsb) rela menawarkan dirinya pada pria yang ia cintai. Sebelumnya, aku mungkin seperti yang lain. Mencemooh film tersebut. Karena tak sepantasnya tokoh utama yang diceritakan wanita shaliha, melakukan hal tersebut. Ternyata memang perasaan itu sangatlah wajar ada dan dimiliki seorang wanita yang sedang mencinta, termasuk Revalina yang terkenal shaliha dan anak pak kyai. Ia ingin segera menjadi istri bagi pria yang ia cintai, ia rela melakukan apa saja walaupun untuk mencapai itu ia hampir melanggar syariat agama.

Itulah manusia, bisa khilaf dan tergoda oleh syaithan. 
Disitulah gunanya belajar agama, mengaji dan berteman dengan orang sholeh. Yaitu untuk menguatkan benteng penjagaan kita terhadap godaan syaithan.
Dan, itulah ujian kesabaran. Jika kita menang, Allah akan menolong dan membersamai kita. 

Allah, segala puji bagi-Mu, atas semua pertolongan dan kemudahan yang Engkau beri.
Selamatkan kami dari dosa ya Rabbii..
Bimbing kami..
Mudahkan jalannya, prosesnya, rizkinya..
Bantu kami mencapai keberkahan, kebahagiaan hidup dunia akhirat.
Aamiin..

Friday 8 February 2013

Mentoring Super

Sore ini adalah hari pertama aku mengisi mentoring super. Mengapa aku menamakannya demikian? Ya karena memang dalam mengelola kelompok ini dibutuhkan super perhatian, super ilmu dan super kesabaran  (tapi yang megang kelompok ini cuma orang biasa yang banyak khilaf, bukan orang super -_-" hehe).

Pekan kemarin, seorang Ummahat, Aktifis dan tokoh masyarakat dikawasan tempat yang kudiami saat ini, meminta bantuan ku untuk mengisi mentoring untuk anak-anak yang ada di lingkungan sekitar untuk mengaji. Saat itu aku hanya mengucapkan "insyaAllah", dan ternyata ucapanku langsung membuatnya bergerak mencari anak-anak sekitar (usia SD dan SMP) untuk mentoring bersamaku. Super sekaliii...

Hari ini, akupun menunggu mereka dari jam 4 sore sesuai perjanjian pekan kemarin, dan memang dibutuhkan kesabaran yang super (karena mereka baru datang jam 5 sore. fiuuhhh..). Mereka berjumlah 9 orang. 1 orang kelas 2 SD, 3 orang kelas 6 SD dan 5 orang kelas 1 SMP. Oia, tidak semua datang jam 5. Ada dua orang yang paling semangat, mereka datang jam 4.20an. hehe..

Menti baruku yang pertama datang adalah mereka yang paling super. Dua orang gadis cilik ini bernama Masyitoh (12 thn) dan Aisyah (8 thn). Kenapa aku bilang mereka super? karena dalam keterbatasan yang mereka miliki, mereka masih semangat untuk mengaji :')

Masyitoh, badannya sangat kurus dan terlihat lemah, ia datang diantar neneknya. Ia menderita penyakit Thalasemia, penyakit kelainan darah yang mengharuskan ia untuk transfusi darah tiap 2 pekan sekali. Saat ini ia sudah tidak bersekolah. Kata neneknya, Masyitoh sudah kelas 1 SMP tetapi ia sekarang memutuskan berhenti sekolah karena malu kepada teman-temannya akibat dirinya yang sakit-sakitan, terlebih setelah peristiwa keterlambatan transfusi darah yang membuat Masyitoh harus dirawat dalam waktu lama di RS.
Sebelumnya Masyitoh adalah anak yang rajin. Ia berangkat ke sekolah bersama pamannya dan pulang sekolah dengan naik angkutan umum lalu setelah itu berjalan kaki dalam kondisinya yang lemah.
Masyitoh, menti super yang mengajarkanku kesabaran dan memberikanku semangat untuk berbagi ilmu :')

Selanjutnya adalah menti superku yang kedua, ia bernama Aisyah. Ia masih kecil namun mempunyai kelainan pada penglihatannya. Jarak pandang Aisyah sangat pendek. Ia membaca iqro' hanya 2-3 cm dari matanya, sangat dekat. Namun lagi-lagi, semangat menti superku ini patut dijadikan contoh. Ia yang dengan keterbatasan penglihatannya, selalu rajin masuk TPA dan sekarang semangat mengaji (mentoring) bersama orang-orang yang lebih dewasa dari dirinya. Tidak ada rasa malu karena berbeda usia dan keterbatasan penglihatan. Yang ada hanya semangat dan keceriaan. Subhanallah :')

Hari ini, aku bahagia bersama mentoring superku. Pertemuan pertama ini, aku memberikan mereka pertemuan super (berisi pembukaan, tilawah, games perkenalan, dan bercerita kisah sarat hikmah). Semoga kedepan aku bisa istiqomah berbagi ilmu dengan menti-menti kecilku yang super ini. Dan semoga mereka juga istiqomah mengkaji islam bersamaku, seorang yang memiliki banyak keterbatasan.

Hari ini, aku belajar banyak. Belajar tentang semangat, belajar tentang kesabaran bersama menti-menti kecil superku. Bismillah.. :')







Sunday 3 February 2013

Buah Kesabaran

Ini adalah hikmah tentang kesabaran yang berbuah manis, diambil dari kisah nyata sahabat-sahabatku di RQ.
Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang sabar.

Cerita 1:
Kisah ini tentang seorang ikhwan yang tulus mencintai akhwat karena Allah SWT. Ia yang memperjuangkan cintanya. Ia yang bersabar atas 2 kali penolakan sang akhwat.
Akhwat itu adalah sahabatku. Kami sudah bersahabat dari kelas 1 SMA dan sekarang kamipun tinggal sekamar di RQ. Ia seperti kaka bagiku.

Namanya EF. Siang itu aku tidak sengaja melihat tulisan di netbuknya yang menyala. Sebelumnya aku mengira itu adalah cerpen tapi ternyata ia sedang menulis diary di netbuknya. Aku yang sudah penasaran akhirnya membacanya sampai habis (agak nakal memang. hehe). Menyesal karena membaca tulisannya, akupun meminta maaf kepada sahabatku tsb. Ia memaafkan aku dan iya menceritakan kisah lengkapnya kepadaku. Ada seorang ikhwan yang yang ingin mengajukan proposal (mengajak ta'aruf) kepadanya. Ikhwan tersebut adalah teman kampusnya (tapi beda fakultas). Sahabatku tersebut tidak bisa menerima ikhwan tersebut. Ia pun menolaknya. Dan ini adalah penolakan yang kedua darinya untuk ikhwan tersebut.

Ketika aku bertanya tentang alasan penolakan tersebut, ia menceritakan bahwa sebenarnya ia telah menyukai seorang 'ikhwan lain' dan ia berharap ikhwan tersebutlah yang akan menjadi suaminya. Hal tersebut juga dikarenakan ibu dari sahabatku juga menyukai 'ikhwan lain' yang disukai sahabatku dan berharap bahwa 'ikhwan lain' itulah yang akan menjadi menantunya.

Sampai suatu pagi, aku tiba-tiba bertanya kepada sahabatku jikalau ikhwan yang pernah ia tolak sampai dua kali tsb meminta untuk ketiga kalinya. Sahabatku diam sejenak dan berkata, "sangat sulit menerima seseorang yang sebelumnya sudah pernah ia tolak".
Siang harinya, pertanyaanku menjadi kenyataan. Ikhwan tersebut meminta untuk ketiga kalinya. Ikhwan tersebut berusaha meyakinkan sahabatku untuk menerima proses yang ia ajukan.

Dan buah kesabaran memang selalu manis. Sahabatku menerima proses yang diajukan ikhwan tersebut. Ibu dari sahabatku pun berkata ikhlas, ia tidak akan mengharapkan 'ikhwan lain' yang disukai sahabatku, yang ia harap menjadi menantunya. Prosespun berjalan. Pertengahan Februari ini sahabatku akan di khitbah dan insyaAllah bulan Mei ia akan menyempurnakan separuh agamanya. Barakallah ukhtiy :')


Cerita 2:
Ini adalah kisah kesabaran seorang akhwat yang menanti pangerannya selama dua tahun lamanya. Dan sekarang kesabarannya pun berbuah manis.

Namanya AF. Aku mengenalnya semenjak aku tinggal di RQ. AF adalah akhwat yang tinggal di kosan AzZahrah. Awalnya ia sangat pendiam. Tapi sekarang ia sangat terbuka kepadaku. Pertemanan kami sudah seperti saudara. Makan bersama, menginap, muroja'ah hafalan, setoran hafalan, bercerita, hampir kami lakukan setiap harinya. Tapi ini mungkin akan berlanjut sampai Februari karena bulan Maret nanti ia akan dijemput pangerannya untuk berjuang bersama menciptakan keluarga yang sakinah. Barakallah ukhtiy :')

Calon suaminya merupakan teman sekelas dikampusnya. Pria ini sangat cuek. Tak pernah ia berfikir bahwa pria yang sangat cuek itu akan menjadi calon suaminya. Ia pernah bercerita, dua tahun yang lalu, pria yang cuek itu tiba-tiba menelponnya dan berkata ingin menikahinya. AF kaget (karena sebenarnya iapun mulai menyukai pria tersebut) kemudian iapun langsung berkata ke pria tersebut agar langsung menemui Ayahnya.
Esoknya, pria tersebut bersama keluarganya tiba di depan rumah AF. Mereka bermaksud meminang sahabatku itu. AF pun akhirnya memakai cincin yang melingkar di jari manisnya.

Seminggu berlalu, Ayah AF diam, seperti tidak merestui. Ayah AF ingin anaknya lulus S1 sebelum menikah. AF pasrah. Ia menangis tapi tetap taat pada orangtuanya. Akhirnya ia menemui pria itu, mengembalikan cincin yang diberikan kepadanya dan berkata, "Sekarang saya melepas Anda. Anda bebas meminang wanita lainnya."

Sedih dan haru! itu yang kurasakan saat itu. Ia yang mencintai pria tersebut, rela melepaskan cintanya demi taat pada orangtua. Ia bersabar menjalani hari-hari dimana ia harus menahan perasaannya karena harus selalu bertemu pria tersebut dikelas dan menahan cemburu saat ada perempuan lain bercanda atau sekadar mengobrol dengan pria yang ia cintai. Kesabaran ini ia jalani sampai dua tahun lamanya.

Dalam kesabarannya, AF selalu berdoa agar jika memang pria tersebut adalah jodohnya, Allah berkenan mempersatukan mereka. Dan Allah tidak pernah ingkar janji. Dalam firmannya Allah berkata, "Mintalah pertolongan Allah dengan sabar dan sholat". Allah menjawab doanya. Awal Januari, pria tersebut meminta untuk yang kedua kali, ia ingin AF menjadi istrinya. AF pun kemudian meminta izin dan restu kepada kedua orangtuanya. Subhanallah Walhamdulillah, ia diizinkan untuk menikah. Dan ia akan menikah bulan Maret tahun ini. Barakallah :')


Dari dua kisah ini aku banyak belajar. Belajar tentang sabar. Karena kesabaran akan berbuah manis :')
".. Innallaha ma'ash shoobiriin"