Thursday 9 August 2012

Kartini

Ayo tebak saya mau nulis tentang siapa?? Pasti banyak yang nyangka kalo saya mau nulis tentang RA Kartini, pahlawan wanita yang memperjuangkan emansipasi wanita. Iya kan?? Ayooo pada ngakuuu?? *apadah sul, gajelas* haha.. 
Tulisan ini tentang teman saya, Kartini namanya. Keren yaa kayak nama pahlawan 

Kartini itu soulmate saya waktu MI. Dulu saya tinggal di Jakarta Utara, nah saya tetanggaan sama Kartini (cuma berjarak 1 rumah). Dan juga saya satu MI (Madrasah Ibtidaiyah) dengan Kartini. Jadilah kami seperti saudara. Bahkan guru MI saya banyak yang menyangka bahwa kami adalah anak kembar *padahal gak mirip sama sekali lho* haha..

Yang saya ingat tentang dia adalah keceriaannya, kepolosannya, suaranya yang sangat nge-Bass (melebihi saya), dan semua keluguannya :'). Oia, waktu MI saya nge-genk lho, nama genk nya KASUR (Kartini, Awinah, Sulis, Uhrotul Aini ~> Mbot, Rofiqoh). Kumpulan anak-anak lucu di kelas. Ihhiyyy *saya doank yang bilang* 

Ketika saya kelas 1 MI, saya diminta oleh guru saya untuk menari daerah pada acara perayaan besar yang dihadiri semua siswa, orangtua, guru, kepsek, dan para donatur sekolah (lupa perayaan apa). Saat itu diambil 6 orang, berpasang-pasangan, 3 orang perempuan dan 3 orang laki-laki. Yang saya ingat orang-orangnya adalah Awinah-Iwan, Marissa-Aab, Saya-Taufik. Kami menari lagu Jali-jali, kicir-kicir, dan lupa lagu apa lagi. hehe.. Saya sudah terbiasa menari sejak TK jadinya sudah tidak grogi lagi saat naik panggung. Saat latihan pun, tarian saya sudah bagus dan tidak kaku (juga karena sering menari saat TK). Guru-guru pun sudah menyemangati kami yang sudah berhias dengan busana adat dan muka yang di make-up. Saat tiba giliran kami untuk maju dan menari, saat itu saya melihat Kartini di bawah panggung dan saya malah melambaikan tangan serta teriak memanggil Kartini, setelah Kartini melihat barulah saya menari (*astaghfirullah, pasti kata itulah yang diucapkan guru-guru saya ketika melihat ulah saya) haha...

Hmm, sudah lama saya tidak bertemu Kartini, sudah hampir 6-8 tahun mungkin, setelah kepindahan saya ke Jakarta Barat. Bahkan waktu ibunda tercintanya meninggal dunia, saya belum bisa ke rumahnya karena saat itu sudah larut malam dan besok saya harus kuliah, akhirnya ibu dan ayah saya lah yang takziah ke rumahnya malam itu juga karena esoknya jenazah akan dikebumikan di Karawang, padahal saat itu saya sangat ingin bertemu dengannya, ingin memeluknya. Dan hari ini saya bertemu Ia kembali, bertemu saat akad pernikahannya. Ya, Kartini kecil sudah dewasa, Sudah di jemput pangerannya untuk menyempurnakan agamanya =')

Saya mengikuti proses akadnya dari awal sampai akhir. Dari menunggu ia di rias, ikut menunggu kehadiran penghulu, ikut merasakan nuansa deg-degan saat ijab qobul, dan ikut menangis (bahkan kata Kartini, ia tidak menangis, malah saya yang menangis sesenggukan #lebay). Hari itu, saya, mbot dan kartini, bertemu, berpelukan, melepas rindu, dan saling mendoakan. Semoga Kartini dan suami diberikan keberkahan, dijadikan keluarga yang sakinah mawaddah warahmah. aamiin :') 

No comments:

Post a Comment