Tulisan ini tentang teman saya, Kartini namanya. Keren yaa kayak nama pahlawan .
Kartini
itu soulmate saya waktu MI. Dulu saya tinggal di Jakarta Utara, nah
saya tetanggaan sama Kartini (cuma berjarak 1 rumah). Dan juga saya satu
MI (Madrasah Ibtidaiyah) dengan Kartini. Jadilah kami seperti saudara.
Bahkan guru MI saya banyak yang menyangka bahwa kami adalah anak kembar
*padahal gak mirip sama sekali lho* haha..
Yang
saya ingat tentang dia adalah keceriaannya, kepolosannya, suaranya yang
sangat nge-Bass (melebihi saya), dan semua keluguannya :'). Oia, waktu
MI saya nge-genk lho, nama genk nya KASUR (Kartini, Awinah, Sulis,
Uhrotul Aini ~> Mbot, Rofiqoh). Kumpulan anak-anak lucu di kelas.
Ihhiyyy *saya doank yang bilang*
Ketika
saya kelas 1 MI, saya diminta oleh guru saya untuk menari daerah pada
acara perayaan besar yang dihadiri semua siswa, orangtua, guru, kepsek,
dan para donatur sekolah (lupa perayaan apa). Saat itu diambil 6 orang,
berpasang-pasangan, 3 orang perempuan dan 3 orang laki-laki. Yang saya
ingat orang-orangnya adalah Awinah-Iwan, Marissa-Aab, Saya-Taufik. Kami
menari lagu Jali-jali, kicir-kicir, dan lupa lagu apa lagi. hehe.. Saya
sudah terbiasa menari sejak TK jadinya sudah tidak grogi lagi saat naik
panggung. Saat latihan pun, tarian saya sudah bagus dan tidak kaku (juga
karena sering menari saat TK). Guru-guru pun sudah menyemangati kami
yang sudah berhias dengan busana adat dan muka yang di make-up. Saat
tiba giliran kami untuk maju dan menari, saat itu saya melihat Kartini
di bawah panggung dan saya malah melambaikan tangan serta teriak
memanggil Kartini, setelah Kartini melihat barulah saya menari
(*astaghfirullah, pasti kata itulah yang diucapkan guru-guru saya ketika
melihat ulah saya) haha...
Hmm, sudah lama
saya tidak bertemu Kartini, sudah hampir 6-8 tahun mungkin, setelah
kepindahan saya ke Jakarta Barat. Bahkan waktu ibunda tercintanya
meninggal dunia, saya belum bisa ke rumahnya karena saat itu sudah larut
malam dan besok saya harus kuliah, akhirnya ibu dan ayah saya lah yang
takziah ke rumahnya malam itu juga karena esoknya jenazah akan
dikebumikan di Karawang, padahal saat itu saya sangat ingin bertemu
dengannya, ingin memeluknya. Dan hari ini saya bertemu Ia kembali,
bertemu saat akad pernikahannya. Ya, Kartini kecil sudah dewasa, Sudah
di jemput pangerannya untuk menyempurnakan agamanya =')
Saya
mengikuti proses akadnya dari awal sampai akhir. Dari menunggu ia di
rias, ikut menunggu kehadiran penghulu, ikut merasakan nuansa deg-degan
saat ijab qobul, dan ikut menangis (bahkan kata Kartini, ia tidak
menangis, malah saya yang menangis sesenggukan #lebay). Hari itu, saya,
mbot dan kartini, bertemu, berpelukan, melepas rindu, dan saling
mendoakan. Semoga Kartini dan suami diberikan keberkahan, dijadikan
keluarga yang sakinah mawaddah warahmah. aamiin :')
No comments:
Post a Comment