Thursday 9 August 2012

Menghafal Qur'an

Dua hari ini, mendapat semangat luar biasa. Semangat untuk menghafal Qur'an..

Berawal dari ajakan adik kelas dan teman lingkaran untuk ikut test beasiswa menghafal Qur'an, Kemudian mengikuti test seleksi yang benar-benar menguji, sampai pada akhirnya mendapatkan program beasiswa menghafal Qur'an itu. Tentu saja semua ini atas karunia Allah SWT :')

Agak galau sebelumnya, karena banyak kemungkinan yang akan terjadi. Mungkin aku gak bisa ikut profesi, gak bisa kerja, dll. Tapi peluang menjadi penghafal itu sangat sedikit. Sekarang dapet kesempatan, belum tentu kesempatan ini datang lagi. Kalo urusan pekerjaan, insya Allah rejeki udah dijamin sama Allah.

Terus coba sharing sama mama, izin dan menceritakan semua kemungkinan yang akan terjadi. Mungkin gak bisa kerja bantu keluarga, enggak bisa lanjut profesi, dll (kemungkinan terburuk semua). Dan subhanallah, Mama ikhlas. Mama bilang kalo mama pengen punya anak yang hafal Qur'an. Kaka dan bapak juga setuju. Alhamdulillah :')

Semangat itu, semakin menggebu, semoga saja tak kan pernah menurun..

Kemarin saat mabit di BI, aku bercerita kepada salah satu ukhtiku tentang kondisiku dan program menghafal itu. Subhanallah wal hamdulillah. Ia, membuktikan cintanya. Ia sudah mengetahui kondisiku sebelum aku memberitahunya. Ia menyemangatiku dan meminjamkan buku untuk menghafal Qur'an. Konkrit! :)
Sangat bersyukur bisa mengenal dan berteman dengannya, ukhuwah yang manis :')

Selain itu, saat mabit, Ust Salim dan Ust Muhsinin juga ngasih materi yang bikin tambah semangat. Teringat perkataan Ust Salim A Fillah bahwa pintu-pintu syurga itu ada banyak. Ada pintu shalat, Alqur'an, sedekah, dll. Kita bisa memasuki Syurga dengan amal terbaik kita, dengan sholat, sedekah ataupun dengan menjaga dan menghafal Qur'an. 

Esoknya, setelah talaqqi. Sambil menunggu hujan reda, aku bertanya kepada ustadzah ii mengenai program tahfidz dan menghafal Qur'an.
Ustadzah ii berkata bahwa, para penghafal qur'an itu hendaknya tidak boleh sama dalam segala hal dengan orang yang tidak menghafal Qur'an. Tidak boleh banyak menonton TV ataupun online, tidak boleh mengerjakan hal yang sia-sia. Perkataannya harus membawa hikmah, bukan hanya canda dan gurauan. Pokoknya harus lebih baik lah. *berasa jauh banged sama kriteria-kriteria tadi :(*

Kemudian Ustadzah ii bilang bahwa niat dan azam yang kuat itu harus ada dalam penghafal Qur'an. Menghafal Qur'an itu harus disiplin, harus dipaksakan, karena banyak sekali godaannya. Kita harus selalu berada dalam lingkungan orang-orang yang mencintai AlQur'an. Dan harus selalu istiqomah untuk mengahafal dan muroja'ah. Ustadzah juga bilang, kalo ada istilah 'mantan hafidz'. Hal itu karena tidak istiqomah dalam menjaga hafalannya. Naudzubillahi min dzalik.. (serem banged)

Kata ustadzah, orang-orang penghafal Qur'an itu bukan orang-orang sembarangan, melainkan mereka adalah orang-orang pilihan Allah SWT. Berapa banyak anak muda jaman sekarang yang jauh dari AlQur'an? Jangankan untuk mau menghafal, untuk memperbaiki bacaan tajwidnya pun hanya sedikit orang yang mau. Untuk itu kita harus bersyukur karena telah diberikan hidayah untuk mau belajar AlQur'an.

Aku bertanya kepada ustadzah, adakah kewajiban orang Islam untuk menghafal Qur'an?? dengan tersenyum ustadzah bilang kalau Allah saja menjaga AlQur'an, masa kita enggak???? (hehee,, jadi maluuu~). terus aku bilang, karena keutamaan menghafal itu banyak yah ustadzah? bisa ngasih mahkota dari cahaya ke orangtua dan bisa ngasih syafaat ke orang-orang terdekat? dan kata ustadzah, "iya, kapan lagi kita bisa ngasih mahkota untuk orangtua?".  hmm, jadi terpacu untuk menghafal  :')
Bismillah..

No comments:

Post a Comment