Berawal
dari ajakan adik kelas dan teman lingkaran untuk ikut test beasiswa
menghafal Qur'an, Kemudian mengikuti test seleksi yang benar-benar
menguji, sampai pada akhirnya mendapatkan program beasiswa menghafal
Qur'an itu. Tentu saja semua ini atas karunia Allah SWT :')
Agak
galau sebelumnya, karena banyak kemungkinan yang akan terjadi. Mungkin
aku gak bisa ikut profesi, gak bisa kerja, dll. Tapi peluang menjadi
penghafal itu sangat sedikit. Sekarang dapet kesempatan, belum tentu
kesempatan ini datang lagi. Kalo urusan pekerjaan, insya Allah rejeki
udah dijamin sama Allah.
Terus coba sharing
sama mama, izin dan menceritakan semua kemungkinan yang akan terjadi.
Mungkin gak bisa kerja bantu keluarga, enggak bisa lanjut profesi, dll
(kemungkinan terburuk semua). Dan subhanallah, Mama ikhlas. Mama bilang
kalo mama pengen punya anak yang hafal Qur'an. Kaka dan bapak juga
setuju. Alhamdulillah :')
Semangat itu, semakin menggebu, semoga saja tak kan pernah menurun..
Kemarin
saat mabit di BI, aku bercerita kepada salah satu ukhtiku tentang
kondisiku dan program menghafal itu. Subhanallah wal hamdulillah. Ia,
membuktikan cintanya. Ia sudah mengetahui kondisiku sebelum aku
memberitahunya. Ia menyemangatiku dan meminjamkan buku untuk menghafal
Qur'an. Konkrit! :)
Sangat bersyukur bisa mengenal dan berteman dengannya, ukhuwah yang manis :')
Sangat bersyukur bisa mengenal dan berteman dengannya, ukhuwah yang manis :')
Selain
itu, saat mabit, Ust Salim dan Ust Muhsinin juga ngasih materi yang
bikin tambah semangat. Teringat perkataan Ust Salim A Fillah bahwa
pintu-pintu syurga itu ada banyak. Ada pintu shalat, Alqur'an, sedekah,
dll. Kita bisa memasuki Syurga dengan amal terbaik kita, dengan sholat,
sedekah ataupun dengan menjaga dan menghafal Qur'an.
Esoknya,
setelah talaqqi. Sambil menunggu hujan reda, aku bertanya kepada
ustadzah ii mengenai program tahfidz dan menghafal Qur'an.
Ustadzah ii berkata bahwa, para penghafal qur'an itu hendaknya tidak boleh sama dalam segala hal dengan orang yang tidak menghafal Qur'an. Tidak boleh banyak menonton TV ataupun online, tidak boleh mengerjakan hal yang sia-sia. Perkataannya harus membawa hikmah, bukan hanya canda dan gurauan. Pokoknya harus lebih baik lah. *berasa jauh banged sama kriteria-kriteria tadi :(*
Ustadzah ii berkata bahwa, para penghafal qur'an itu hendaknya tidak boleh sama dalam segala hal dengan orang yang tidak menghafal Qur'an. Tidak boleh banyak menonton TV ataupun online, tidak boleh mengerjakan hal yang sia-sia. Perkataannya harus membawa hikmah, bukan hanya canda dan gurauan. Pokoknya harus lebih baik lah. *berasa jauh banged sama kriteria-kriteria tadi :(*
Kemudian Ustadzah ii
bilang bahwa niat dan azam yang kuat itu harus ada dalam penghafal
Qur'an. Menghafal Qur'an itu harus disiplin, harus dipaksakan, karena
banyak sekali godaannya. Kita harus selalu berada dalam lingkungan
orang-orang yang mencintai AlQur'an. Dan harus selalu istiqomah untuk
mengahafal dan muroja'ah. Ustadzah juga bilang, kalo ada istilah 'mantan
hafidz'. Hal itu karena tidak istiqomah dalam menjaga hafalannya.
Naudzubillahi min dzalik.. (serem banged)
Kata
ustadzah, orang-orang penghafal Qur'an itu bukan orang-orang
sembarangan, melainkan mereka adalah orang-orang pilihan Allah SWT.
Berapa banyak anak muda jaman sekarang yang jauh dari AlQur'an?
Jangankan untuk mau menghafal, untuk memperbaiki bacaan tajwidnya pun
hanya sedikit orang yang mau. Untuk itu kita harus bersyukur karena
telah diberikan hidayah untuk mau belajar AlQur'an.
Aku
bertanya kepada ustadzah, adakah kewajiban orang Islam untuk menghafal
Qur'an?? dengan tersenyum ustadzah bilang kalau Allah saja menjaga
AlQur'an, masa kita enggak???? (hehee,, jadi maluuu~). terus aku bilang,
karena keutamaan menghafal itu banyak yah ustadzah? bisa ngasih mahkota
dari cahaya ke orangtua dan bisa ngasih syafaat ke orang-orang
terdekat? dan kata ustadzah, "iya, kapan lagi kita bisa ngasih mahkota
untuk orangtua?". hmm, jadi terpacu untuk menghafal :')
Bismillah..
No comments:
Post a Comment