Syukur dan sabar,
kenapa
saya menuliskannya lebih awal dari kata sabar? karena kasih sayang Allah
mendahului murka-Nya. Allah SWT selalu memberi kita nikmat yang sangat
banyak dan tak terhitung, lalu kita seringkali lupa mensyukurinya. Allah
memberikan kita cobaan dan ujian yang kecil dibandingkan ujian-ujian
yang Dia berikan kepada Rasul-rasul ulul 'azmi, dan kita seringkali
mengeluh dan tidak bersabar atas ujian-Nya. Astaghfirullah..
Sudah
berhari-hari saya memikirkan tentang ini, syukur dan sabar. Terkadang
saya suka membandingkan keadaan-keadaan yang harusnya saya syukuri atau
saya sikapi dengan kesabaran. Atau terkadang atau bahkan mungkin sangat
sering saya mengeluh atas ujian dari-Nya. Dan beberapa peristiwa
menyadarkan saya, patutnya saya bersyukur atas semua yang saya punya.
Tayangan
di televisi sore kemarin mengajarkanku pentingnya dua kata ini, syukur
& sabar. Mereka, nenek dan ke empat cucu-cucunya tinggal di gubuk
yang sangat kecil dan sangat kumuh. cucu yang terbesar adalah kuli
panggul dan buruh serabutan yang hanya berpenghasilan Rp 10.000 perhari.
Nenek yang sudah sangat renta dan bungkuk tersebut juga masih harus
bekerja sebagai pedagang risol keliling. Tentu saja penghasilan mereka
masih sangat kurang untuk biaya hidup untuk 5 orang.
Tak hanya itu,
tiga dari cucu nenek tersebut menderita tuna rungu dan tuna wicara,
hanya satu yang normal. Mereka hidup terasing dan sering menjadi bahan
ejekan orang-orang disekitarnya karena kekurangan fisik mereka.
Tapi
saya melihat senyum di wajah mereka, senyum yang ikhlas. Subhanallah..
mereka menerima semua yang mereka dapat dengan Syukur dan Sabar.
Saya
juga mendapatkan kisah yang menakjubkan tentang Syukur dan Sabar,
semoga kita dapat selalu belajar dari semua hikmah yang Dia berikan
No comments:
Post a Comment